Nama : R.Nurina
Ramadhani
Kelas : 5ka51
NPM : 1B114198
Individu, Keluarga dan
Masyarakat
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya
yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut
individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi
mengikuti pola tingkah laku umum,
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan
dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan
sesama manusiakarena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan
yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya
individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku
sosial masyarakatnya.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus
melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa
individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai
cirri-ciri khas tersendiri. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi
berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada
proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih
dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu
sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian
tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap
demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar
melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam
mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi
gestalt pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang
pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai
bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang
lain. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian
menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah
proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap
pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
- Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Pada masa vital ini
individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam
dunianya. meurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa
oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Di samping itu terjadi
pembiasaan tahu akan kebersihan.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Masa estetik ini
dianggap sebagai masa pertumbuhan arasa keindahan. Dalam masa ini pula tampak
muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Adapun alasan anak
berbuat kenakalan dalam usia tersebut adalah :
berkat pertumbuhan
bahasanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka
samapi-lah anak pada penyadaran ”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu
suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.
Kalau pada masa-masa sebelumya anak masih merasa satu dengan
dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri
sebgai subyek dan yagn lain sebagai obyek maka kemampuan ini kini dimilikinya.
Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. sebagai
subyek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu.
Masa intelektual dari
kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain
:
a.
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
jasmani dengan prestasi sekolah
b.
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang
tradisional
c.
Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d.
Kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal
itu dianggap tidak penting
e.
Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f.
Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang
konkrit
g.
Amat realistik ingin tahu, ingin belajar
h.
Gemar membentuk kelompok sebaya
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam
hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary
group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbagai macam bentuk
kepribadiannya dalam masyarakat.
Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4
karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
1.
Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena
ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakat suami dan istri adalah
perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah
(umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2.
para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama
dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household),
kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa
anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
3.
Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,
yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan
4.
Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang
sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling
dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam
satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. Satu keluarga ini dapat
juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang
lain, baik yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama
hidup dalam satu rumah tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam
karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331).
Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga
dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga
conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas
berdasarkan bentuknya :
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan
Emilie
Durkheim mengemukakan tentang sosoiologi kelaurga dalam karyanya “Introduction
a la sosiologi de la familie”. bersumber dari karya Emilie inilah muncul
istilah keluarga konjugal. Keluarga conjugal adalah keluarga dalam perkawinan
monogamy,terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga konjugal sering juga
disebut keluarga inti atau keluarga batih, untuk membedakannya dengan keluarga
inti atau konsanguin. Contoh: keuarga besar (konsanguin) dalam lingkungan
bangsa Indonesia antara lain terdapat pada keluarga suku batak. Kelaurg asuku
batak terhimpun berdasarkan pada garis marga, misalnya maraga harahap,
Nasution, simbolon, atau simanjuntak
Dalam keluarga sering
kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan
yagn harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam
kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah,
dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari
kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal
dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan
definisi masyarakat sebagai beriktu : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan
komplkes hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam
tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan
hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam
psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu
kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang
menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masing-masing.Menilikkenyataan dilapangan, suatu masyarakat
bisaberupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan
menjadi :
- Masyarakat sederhana
- Masyarakat Maju, dapat dibedakan
a.
Masyarakat non
industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua
golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
b.
Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu,
tukang bubut, tukang las
Pemuda dan
Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat
beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman
tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan
generasi muda.
Jadi jelaslah sekarang keragaman
pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan
keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami
oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda
itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang
tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialaminya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
Pemuda
Indonesia
Pemuda dalam
pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan
dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan
tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia
adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari
segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa,
dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun
adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah
memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan
untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Pengertian pemuda berdasarkan umur
dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori
yaitu :
1.
Siswa,
usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2.
Mahasiswa
usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3.
Pemuda
di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15
– 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan,
peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
1.
Didasarkan
atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
2.
Didasarkan
atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu
: pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah
sosial
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk
sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral
kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak
dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna
terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian,
tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi,
seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah
masyarakat dan lingkungan budayanya
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi
yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu,
sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui
pendidikan dan perkembangannya. Asal mula timbulnya kedirian :
1.
Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya
2.
Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian
yang ideal.
Bertitik tolak
dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun
dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau
informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa
proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai
dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S.
Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu
menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan
mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang
sesuai dengan kebudayaan masyarakat.
Studi Kasus
Manusia
adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, secara kodratik bersifat
monodualistik, yaitu mahluk rohani sekaligus jasmani dan mahluk individu
sekaligus mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk pribadi memiliki emosi yang
memerlukan perhatian, kasih sayang, pengakuan, dan tanggapan emosional dan
manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki
tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera. Tuntutan tersebut hanya dapat
terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itulah sifat kodrati manusia sebagai mahluk individu dan
mahluk sosial hares dikembangkan secarara selaras, serasi, dan seimbang. Sudah
menjadi kodrat Tuhan, bahwa manusia yang berlainan jenis kelamin, yaitu
laki-laki dan perempuan mempunyai keinginan yang sama, untuk saling mengenal,
mengamati dan mencintai, bahkan mereka juga mempunyai keinginan yang sama untuk
melangsungkan perkawinan. Dalam perkawinan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Salah satunya adalah persetujuan kedua calon
mempelai, yang merupakan syarat perkawinan. Telah dijelaskan dalam penjelasan
Pasal 6 UU No.1 Tahun 1974, agar suami atau isteri yang akan kawin itu kelak
dapat membentuk keluarga yang kekal dan bahagia, dan sesuai pula dengan hak
asasi manusia, maka perkawinan harus disetujui oleh kedua belah pihak yang
melangsungkan perkawinan tersebut, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Namun
dalam praktiknya setelah terpenuhinya syarat utama tersebut, syarat maupun
rukun perkawinan yang lain yang sudah ditentukan terkadang diabaikan, hingga
akhirnya tidak tertutup kemungkinan perkawinannya batal atau dibatalkan. Hal
ini terbukti dengan adanya kasus pembatalan perkawinan di Pengadilan Agama
Purworejo yang berawal dan adanya pemaksaan kehendak orang tua yang akan
menjodohkan paksa anak perempuannya dengan laki-laki lain bukan pilihan anaknya
hingga berakibat anak perempuannya kawin lari dengan laki-laki pilihannya, akan
tetapi dalam perkawinannya tersebut wali nikah yang merupakan rukun perkawinan
tidak dipenuhi, hingga akhirnya perkawinannya dibatalkan.
Anakmudajamansekarang, khususnyaanakmuda yang
berada di kehidupankota-kotabesar di Indonesia. Dimanakecenderunganpergaulan
para anakmudaitudinilaibermasalahkarenasudahbanyakmenyimpangdarinorma-normaketimuran,
Di dalammasalahanakmudasekarangini,banyakhal yang sangat di sayangkandalampergaulannya.
Sayaakanmenguraikansebagianbesarmasalah yang di alamiolehanakmudasaatini.
Sebagaicontohialah :Seksbebas,narkoba,kehidupanmalam,alcohol. Sepertiseksbebas,
narkoba, kehidupanmalam, alcohol danakibatnya.
Seksbebas di dalamsaatsekaranginibisa di bilangmelekat
di dalamkehidupananakmudasaatsekarangini. Seperti yang
pernahsayadengarbahwamurid SD (SekolahDasar) sudahmulaibelajartentangseks,
entahdari media internet maupunmajalah-majalah porno. Dan banyakkasus yang di
temukanbahwaanak SD pun sudahberaniuntukberbuatseks. Dan
darihaltersebutbisaberkembanghinggamerekadewasa. Apa yang
seharusnyadilakukanadalahperlunyabimbingandari orang tuamaupundaripihaksekolah.Tanpaadabimbingantersebuthalseksbebas
bias sangatrentansekali. Makaitu di perlukanbantuandarisegalapihak, orang
tuamaupunpihaksekolah.
Narkobaadalahhal yang berkaitanjugadenganhalpertama
yang sayabahas di atas, karena rasa keingintahuandarianak-anakmaupunremaja.
Narkobaadalahzat yang sangatberbahayakarenabisamerusakgenerasibangsakita.Dan di perlukan pula
bimbingandarisemuapihak.
Kehidupanmalamjugamerupakansuatukaitandenganhal-hal
di atas, karenaberawaldariseksbebas,ygakhirnyabisakenarkobakarenasangatmudah di
dapat di dalamkehidupanmalam,contohsepertidiskotikatau café-café.
Alkoholadalahhalsangatrentanmenyebabkanhal-hal di
atasbisaterjadi,karenadengan alcohol bisasangatmudahkitaberbuathal negative
tanpaberpikirpanjang. Akibatdarisemuaituadalahrusaknyagenerasibangsakita.
OPINI:
Menurutpendapatsaya, pergaulanbebassudahmelekat di
kalanganremaja. Hal inidisebabkankarenafaktorlingkungannya.
Sudahbanyakanak-anakmudazamansekarang yang
sudahikutdalampergaulanbebasbaikitupadanarkoba, seksbebasatau pun yang lainnya.
Pergaulanbebasbukanhanyamerugikandirisendiritapijugamerugikan orang
sekitarkitabaikdalamkeluargamaupundalammasyarakat. Makadariitu,
mulaidaridirikitasendiriuntukmenghindaripergaulanbebasdarikehidupankita agar
setiapperilakudantindakankitabisamembericontoh di keluargamaupun di masyarakat.
Sumber:
INDIVIDU
Interaksi antar Individu adalah Interaksi Sosial yang
terjadi antara orang per orang atau individu per individu, contoh masalah
Individu :
a. seseorang yang berkelahi dengan
temannya akibat saling ejek.
b. seseorang yang sedang berantam
dengan pacarnya akibat perbedaan pendapat
c. seseorang yang sedang kesal akibat
di marahi oleh ke ayahnya
KELUARGA
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat dengan adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak biasanya di sebut dengan keluarga inti. Contoh Kasus Keluarga :
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat dengan adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak biasanya di sebut dengan keluarga inti. Contoh Kasus Keluarga :
a. Broken Home
b. kesulitan ekonomi
Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Contoh Kasus Masyarakat :
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Contoh Kasus Masyarakat :
a. perampokan
b. judi
c. banjir
Inividu
keluarga dan masyarakat
Adanya aspek organis-jasmaniah, jasmani, dan
sosial kebersamaan yang melekat pada individu, mengakibatkan bahwa kodrat ialah
untuk hidup bersama manusia lain.. Menurut Durkheim kebersamaannya dapat
dinilai sebagai “mekanistis”, merupakan solidaritas, yaitu atas dasar saling
mengatur. Selain kepentingan individual, diperlukan suatu tata hidup yang
mengamankan kepentingan komunal demi kesejahteraan bersama. Perangkat tatanan
kehidupan bersama menurut pola tertentu kemudian berkembang menjadi apa yang
disebut “pranata” sosial” atau abstraksi yang lebih tinggi.
Individu barulah individu apabila
pola perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan
sosial yang disebut masyarakat. Kekhasan atau penyimpangan dari pola perilaku
kolektif menjadikannya individu, menurut relasi dengan lingkungan sosialnya
yang bersifat majemuk serta simultan. Dari individu dituntut kemampuan untuk
membawa dirinya secara konsisten, tanpa kehilangan identitas nilai etisnya.
Relevan dengan relasi – relasi sesaat antara dirinya dengan berbagai perubahan
lingkungan sosialnya. Satuan – satuan lingkungan sosial yang melingkari
individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas, masyarakat, dan nasion.
Individu mempunyai “karakter”, maka satuan lingkungan mempunyai “karakteristik”
yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur, peranan, dan proses – proses yang
berlangsung di dalam dirinya. Posisi, peranan dan tingkah lakunya diharapkan
sesuai dengan tuntutan setiap satuan lingkungan sosial dalam situasi tertentu.
a. Hubungan Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas
psikologi. Di sini muncul istilah – istilah Ego, Id, dan Superego serta
dipersonalisasi (apabila relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan
orang asing saja), dan sebagainya. Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem
kepribadian yang disebut “Id” atau “es” (Jiwa ibarat gunung es di tengah laut),
Ego atau “aku”, dan superego atau uber ich. Id adalah wadah dalam jiwa
seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat temprorer yang selalu
menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan..
Superego berisi kata hati atau
conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai – nilai moral
sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. Karena itu
ada semacam pertentangan antara Id dan Superego. Bila ego gagal menjaga
keseimbangan antara dorongan dari id dan larangan dari superego, maka individu
akan mengalami konflik batin yang terus menerus. Untuk itu perlu kanalisasi
melalui mekanisme pertahanan. Demikian psikoanalisa sebagai teori kepribadian
yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (1856 – 1939), sarjana berkebangsaan
Jerman.
b. Hubungan Individu dengan Keluarga
Individu memiliki relasi mutlak
dengan keluarga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk
kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Terjadi hubungan dengan ibu,
ayah, dan kakak – adik. Dengan orang tua, dengan saudara – saudara kandung,
terjalin relasi biologis yang disusul oleh relasi psikologis dan sosial pada
umumnya.
Peranan-peranan dari setiap anggota
keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial.
Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa
(adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama sekalipun).
Masalah kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar banyak dibahas
dalam antropologi, yang menunjukkan kelakuan dan tindakan secara tertib dan
teratur dalam berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi
atau internalisasi.
c. Hubungan Individu dengan Masyarakat
c. Hubungan Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan
lingkungan sosial yang bersifat makor. Aspek teritorium kurang ditekankan.
Namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup kolektif memperoleh bobo yang
lebih besar. Kedua aspek itu munjuk kepada derajat integrasi masyarakat karena
keteraturan esensial dan hdup kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur – unsur
masyarakat yang terdiri dari pranat, status, dan peranan individu. Variabel –
variabel tersebut dipakai dalam mengkaji dan menjelaskan fenomena masyarakat
menurut persepsi makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat
pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus
mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu. Hubungan
individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersfiat sebagai
abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat mako merupakan gejala yang menyimpang
dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat berperan sebagai indikator
tinggi – rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni dan golongan masyarakat
dari status tersebut.
Sumber:http://fahmilukmanul.blogspot.co.id/2014/01/studi-kasus-tentang-individu-keluarga.html